After Like

 CHAPTER I

PENGAGUM

Dalam suasana sahur aku sedang menunggu rebusan air untuk membuat secangkir kopi luwak tiba-tiba saja aku terbesit pikiran untuk menuliskan kisah cintaku dengan laki-laki yang sudah kupacari selama 6 tahun. Sambil mengingat-ngingat kembali kenangan dimana aku mengaguminya diam-diam sebagai kakak kelas.

Entah di tahun 2013/2014 aku mulai menyukainya, yang jelas aku masih ingat saat pertama kali menyukainya, yaitu saat dia berjalan dikoridor melewati kelas aku. Awalnya aku hanya ingin memperhatikan seseorang kaka kelas yang telah lama aku sukai yaitu Kang Yogi. Di gerombolan itu selain aku melihat gebetanku Kang Yogi tiba-tiba hati ini berdetak kencang melihat sosok laki-laki berperawakan tinggi, badannya seperti polisi, gagah, ganteng, dan menurutku penampilannya paling rapih dan bersih di antara gerombolan itu, begitulah gambaran pertamaku tentang laki-laki itu.

“siapa itu ?” tanyaku dalam hati. 

Sepertinya aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama kepada laki-laki tersebut. Sungguh lucu bukan ? awalnya aku hanya ingin melihat gebetanku namun yang ada malah aku jatuh cinta kepada teman sekelasnya. Ternyata benar kata orang-orang jatuh cinta itu tak bisa di prediksi.

Ohya aku belum cerita tentang diriku dan gebetanku. Kenalin nama aku Azhari Shifa Ramadhani, aku bersekolah di SMKN 1 Karawang, dulu aku adalah cewe yang pemalu. Di SMK aku mengambil jurusan RPL yang kepanjangannya Rekayasa Perangkat Lunak, di lihat namanya saja sudah jelas itu tentang komputer, jurusan yang menurut aku paling pusing dan bikin mual. Aku berada di kelas RPL 4 dan di  kelas aku ada 30an siswa kalau tidak salah ya soalnya aku udah agak lupa hehe. Dan di kelasku hanya ada 9 perempuan, dan sisanya itu laki-laki.

9 perempuan itu kita hampir tidak pernah berantem, entah kenapa sampai sekarang teman cewe di SMK menurut aku paling terbaik, karena tidak pernah musuhan, tidak pernah geng-gengan walaupun di cewe ada geng kpop sama geng usap tapi cuma sebatas nama saja. Aku ada di geng USAP, dulu aku pernah masuk geng kpop tapi entah kenapa tiba-tiba ada geng USAP hehe. Teman sebangku dari awal masuk SMK itu selalu  Chenery, makanya kita disebut couple yang tak terpisahkan.  

Gebetan aku yaitu Kang Yogi dia jurusan TSM atau kepanjangannya Teknik Sepeda Motor, dan laki-laki yang menjadi pacarku sekarang dia sekelas sama Kang Yogi. Nah kelas aku dan kelas dia tuh deketan jadi misalnya kelas aku di ujung kiri, kelas dia ada di ujung kanan, dia kalau mau ke kelasnya harus ngelewatin kelasku dulu.

Keesokan harinya aku melihat dia kembali namun kini aku mencoba tanyakan kepada temanku yaitu Floridia, aku selalu sebut namanya dengan sebutan  Flo.

“Flo itu siapa yang dibelakang ?” tanyaku kepada Flo.

“yang mana sif ?” Flo sambil melihat gerombolan yang lewat.

“itu yang putih selain Kang Yogi, yang badannya bagus.” Ungkapku

“oh itu Kang Lucky”ucap Flo.

“ganteng ya Flo hehe”ucapku.

“suka lu ?” tanya Flo.

“wkwk iya..” aku tersipu malu saat Flo nanya begitu.

“Flo kenal sama Kang Lucky ?” tanyaku kepada Flo

“kenal orang dia anak osis” jawab Flo. Flo ini anak osis.

“oh anak osis... salamin ya ke Kang Lucky hehe” ucapku dalam candaan obrolan saat itu.

Obrolan aku dan Flo sampai disitu karena bel masuk sekolah berbunyi, padahal aku ingin menanyakan banyak tentang Kang Lucky kepada Flo.

Waktu berlalu dan semakin hari aku semakin mengagumi Kang Lucky, setiap dia lewat aku memperhatikannya diam-diam. Setiap pagi dia selalu lewat kelasku, akupun jadi sengaja datang lebih awal agar sekedar bisa melihatnya lewat kelasku.  Setiap melihatnya hatiku serasa deg-degan padahal lihatnya pun dari jauh. Lemah bangetkan ini hati haha.

Waktu istirahatpun tiba seperti biasa setelah jajan, sholat, aku dan teman-temanku suka membuka facebook lewat laptop, pas banget disitu ada Flo aku menanyakan facebook Kang Lucky. Flo mengetik namanya di kolom pencarian Facebook. Disitu aku lupa apa aku sudah berteman di facebook sama kang lucky atau belum, yang pasti aku ngestalk facebooknya bareng Flo. Ternyata namanya Lucky Hermawan Putra, dan Kang Lucky sudah mempunyai pacar hehe.  Hati aku sedikit kecewa saat tau hal itu.

Hari berlalu, perasaan rasa suka sama Kang Lucky semakin menjadi-jadi sampai disaat aku bilang ke Chenery teman sebangku ku.

 “Chen.. Sipa suka sama orang itu” nunjuk Kang Lucky saat dia lewat kelasku.

“Kang.. Sipa suka sama akang” tiba-tiba Chene teriak bilang gitu saat Lucky lewat.

Aku kaget sekaligus malu karena aku takut Lucky denger. Pipiku tiba-tiba berubah menjadi merah, yang di pikiranku saat itu aku takut dia jadi risih sama aku, aku takut dia mikir kalau aku annoying banget haha.

Keesokan harinya juga sama ketika Lucky lewat Chene memberi salam dengan cara teriak.

“Kang ada salam dari Sipa” ucap Chene.

Aku sebenarnya malu dengan tindakan Chene tapi senang juga soalnya Lucky jadi mengetahui kalau ada yang menyukainya.

“Chen besok salamin lagi ya kalo Kang Lucky lewat” ucapku pada Chene.

“aicee Sipa beuger” canda Chene.


 💓


Hari demi hari belalu, minggu demi minggu pun telah di lalui, dan rasa suka aku terhadap seorang Lucky semakin besar, teman cewe-cewe di kelasku sudah mengetahui kalau aku menyukai Lucky, mereka bahkan sering memberikan salamku kepada Lucky, aku sesekali menstalking media sosialnya, apa yang aku harapkan saat menstalking facebook seorang laki-laki yang sudah berpacaran, sudah pasti disana ada interaksi dengan pacarnya. Aku melihat-lihat postingan dan foto di wall facebooknya. Aku ingin mengechat Kang Lucky sekedar say hello atau nyapa namun aku tidak berani karena dia udah punya cewe. Aku tidak mau mengganggu hubungannya, aku tidak mau melukai perasaan pasangannya karena aku pernah merasakan yang namanya di selingkuhin.

“beruntung banget cewenya” gumamku dalam hati saat melihat medsos Kang Lucky.

“sadar sip dia udah punya cewe, mereka pacaran juga udah lama, apa yang kamu harapkan. Mereka putus ? engga ada tanda-tandanya mereka bakal putus yang ada manis sekali interaksi mereka sering komenan” gumamku menyadarkan lamunanku.

Akhirnya aku putuskan hanya menjadi pengagum Lucky. Aku menyukainya layaknya seorang adik kelas yang menyukai seniornya, tidak jauh berbeda seperti teman-temanku yang lain yang menyukai kaka kelas.


CHAPTER II

TAKDIR

Tidak terasa aku sudah harus ikut program PKL, setiap siswa yang sudah kelas 11 diwajibkan untuk mengikut PKL selama 3 bulan, karena aku bersekolah di SMK sudah pasti aku mendapatkan PKL di pabrik. Kali ini aku merasa sedih harus PKL karena aku tidak akan bertemu Lucky kembali, untuk sementara setiap pagi aku tidak akan melihat pemandangan Lucky yang setiap pagi melewati kelasku. Baru saja aku menyukai, baru saja aku semangat berangkat sekolah pagi-pagi kini aku harus jauh darinya. Mungkin semesta tidak mengijinkan aku untuk melihat Lucky atau mungkin semesta punya rencana lain tentang perasaanku.

Aku mendapatkan tempat PKL di PT Spindo yang terletak di Kawasan KIM Surya Cipta Karawang, jauh sekali dari rumahku, perlu 40 menit hingga 1 jam untuk sampai kesana, dan aku selalu di antar oleh bapaku dengan menggunakan sepeda motor. Ya aku kemana-mana selalu di antar oleh orang tuaku, karena aku tidak bisa naik motor. Disana aku mendapatkan bagian Fico, bagian yang paling sibuk menurutku di antara bagian-bagian yang lain, bagaimana tidak sibuk kerjaan aku nonstop dari pagi jam 8 hingga jam 4, seperti beneran aku kerja disana bukan sedang PKL, kadang tanganku merasa pegal/sakit karena saking banyaknya kerjaan. Rasanya aku ingin pindah tempat PKL karena bagiku ini terlalu berlebihan untuk siswa PKL namun pindah juga kemana, aku sudah malas mencari tempat PKL lagi. Akhirnya aku hanya bisa menerimanya.

Setelah dua bulan aku mulai melupakan tentang yang terjadi di sekolah, begitupun  Kang Lucky aku sudah mulai melupakannya. Karena waktuku disini sangat padat tidak bisa berpikir selain pekerjaan, dan jika istirahatpun hanya sejam, itupun di pakai untuk makan, dan sholat, mungkin sedikit ngerumpi dengan temanku. Aku ingat sekali saat itu pebri temanku yang biasa mengantarkan invoice kepada bagianku bilang kalau ada Lucky.

“sif tadi gue liat Kang Lucky” ucap Pebri.

“hah serius ? dimana ?” aku kaget mendengarnya.

“di HRD, kayanya dia kerja disini deh” ucap Febri.

Saat itu aku ngerasa bahagia sekali dan tidak percaya, bagaimana tidak seseorang yang selama ini aku kagumi kini berada di lingkungan yang sama lagi denganku. Dan benar saja ketika waktunya istirahat Oca temanku yang mendapatkan bagian HRD bilang kepadaku kalau Lucky kerja disitu, dia yang beresin lamaran pekerjaannya. Namun aku belum lihat Lucky secara langsung di tempat kerja, setiap aku istirahat makan aku selalu melihat ke sekeliling untuk mengetahui apa ada Lucky.

Dan setelah beberapa hari berita Lucky kerja disitu aku akhirnya melihat Lucky, ketika aku mau wudhu Lucky lewat depanku. Deg-deg-deg begitu bunyi jantungku saat melihatnnya, aku terlalu malu untuk menatapnya, bodoh sekali padahal dia ada di depan mataku, namun aku terlalu malu untuk menyapanya. Temanku yang memang mengetahui aku suka Lucky segera memberi salam seperti dilakukan mereka di sekolah.

“Kang ada salam dari Sipa” ucap temanku, entah itu pebri, upi, atau oca, aku lupa yang jelas setelah mereka memberi salamku kepada Lucky mereka mencoba mendorongku ke badan Lucky saat Lucky lewat tepat diriku.

“terimakasih teman kalian memang terbaik haha” ucapku dalam hati

Ohya aku mau ngasih tau kalau aku lupa disini Lucky sudah pelulusan atau belum, soalnya aku juga ingat saat dia perpisahan aku meminta foto barengnya. Aku sudah punya rencana dari jauh-jauh hari kalau perpisahan angkatan Lucky aku bilang ke geng USAP kalau aku ingin foto bareng dengan Lucky sebagai kenangan-kenangan. Untungnya saja Lucky mau untuk berfoto barengku.

Kembali ke tempat PKL, disitu aku beberapa kali melihat Lucky, saat aku mau pulang menunggu di jemput bapak aku juga melihat Lucky lewat, aku ingat sekali ketika aku mengobrol dengan Nia teman PKL ku, dia berada di bagian yang sama denganku yaitu FICO, Nia anak RPL 3 kelasnya tetangaan dengan kelasku, ketika aku dan Nia sedang menunggu dijemput, Lucky mengklaksonku dengan motornya. Apa kamu tau perasaanku saat itu ? AKU SENENG BANGET BERASA DI NOTICE SAMA IDOL. Lemah banget kan cuma di klakson aja senengnya minta ampun, gimana kalau di tembak langsung pasti jingkrak-jingkrak.

Aku merasa beruntung banget bisa bertemu lagi dengan Lucky di tempat PKL, tidak pernah terbayangkan kalau Lucky bakal kerja disitu. Aku ngerasa itu semua kaya takdir, aku merasa Allah memang sengaja mempertemukan aku dan Lucky. Semesta telah berubah kini semesta mendukung perasaanku, sepertinya semesta memang mengingankan aku untuk selalu bertemu dengannya, laki-laki yang aku kagumi diam-diam, laki-laki yang membuat aku semangat berangkat pagi karena ingin melihat ia melewati kelasku, laki-laki yang membuatku jatuh cinta kembali.

Masuk 3 bulan dan PKL ku tidak berasa sebentar lagi selesai, aku merasa senang dan sedih. Senangnya karena aku tidak perlu merasa lelah karena pekerjaan aku di tempat pkl, sedihnya aku akan berpisah kembali dengan Lucky, aku berpikir aku tidak akan bisa melihatnya lagi disini maupun di sekolah. Sepertinya hingga akhir perasaanku untuknya sekedar Pengagum saja. Sesungguhnya bagi aku sudah cukup untuk mengaguminya, aku tidak terpikirkan untuk memilikinya, aku hanya ingin melihatnya setiap hari seperti di sekolah. Sungguh aku sangat menyukainya, aku telah jatuh cinta kepadanya. Semoga semesta membaca perasaan hatiku.

Jika saja dia tidak mempunyai cewe aku mungkin akan sedikit berani menyapanya, atau sekedar memanggil namanya, jika saja dia masih jomblo mungkin aku bisa menyatakan perasaaanku untuknya. Banyak sekali penyesalan tentang perasaanku  saat itu. Mungkin memang sudah takdirnya seperti ini. Tapi tak apa setidaknya aku telah diberi kesempatan untuk melihatnya kembali di tempat PKL.

PKL pun selesai dengan baik, aku kembali bersekolah seperti biasa, dan kamu tau takdir apa lagi yang menghampiriku ? aku melihat Lucky kembali di sekolah. Saat itu aku sedang di kantin dan temanku yang melihat Lucky lewat langsung memberi tahuku. Dan benar saja dia lewat dengan motornya. Langsung saja aku membuka media sosialku Facebook.

“Kang beruntung walaupun udah lulus sering-sering ya maen ke sekolah” begitulah status postinganku di Facebook.


CHAPTER III

FACEBOOK

Secangkir teh hangat menemaniku mengenang awal mula Lucky mengirimku sebuah pesan di Facebook. Saat itu aku sudah berada dikelas 12, tidak terasa setahun lagi aku akan lulus dari sekolah ini,  sekolah yang mempunya arti bagi aku, yang telah memberi banyak kenangan untukku. Awalnya aku tidak berniat untuk sekolah disini, aku hanya menuruti apa kata orang tuaku untuk sekolah disini, makanya jika orang lain dengan bangganya bisa diterima sekolah ini, aku sih biasa aja karena ini pilihan orang tuaku. Namun aku ingin berterima kasih kepada orang tuaku karena telah menyuruh aku sekolah disini, aku jadi bisa kenal dengan teman-temanku yang baik sekali, aku bisa belajar banyak hal, dan aku bisa mengenal Lucky. Jika saja aku menolak sekolah disini mungkin aku tidak akan bisa bertemu dengan seorang Lucky Hermawan Putra.

Seperti biasanya aku pulang sekolah dengan menaiki angkot, pukul 5 sore saat itu aku lihat jam di layar ponsel. Aku bersekolah memang hingga sore, biasanya jam 3 atau jam 4 aku sudah pulang, tapi karena aku sudah kelas 12 jadi akhir-akhir ini aku selalu pulang lebih sore untuk mengikuti teman-temanku belajar tentang coding, aku sibuk mempersiapkan UJIKOM/ujian untuk jurusan. Kepala ku serasa akan meledak saat kelas 12.

“kiri mang...” ucapku pada sang supir angkot.

Akupun turun dari angkot dan memberi ongkos. Seperjalanan mau ke gang rumahku seperti biasa aku selalu mengecek hpku, dan tiba-tiba aku terdiam seperti patung, aku menatap kosong hpku, aku merasa saat itu waktu serasa berhenti, aku terbelalak menatap layar hpku membaca pesan masuk di facebook, Lucky mengirimkan pesan untukku.

“aaaaaa...” aku teriak tidak percaya.

Tanganku gemeteran saat akan mengklik pesan facebook dari Lucky. Lucu sekali kalau di ingat-ingat kembali.

cek” seperti itulah pesan yang Lucky kirimkan untukku.

Sepanjang jalan hingga rumahku aku tiada hentinya senyum-senyum sendiri. Aku masuk kamar dan mencoba membalas pesan Lucky. Aku tidak percaya kalau Lucky mengechat aku, saat itu aku merasa semuaya seperti mimpi, mimpi indah di sore hari. Bagaimana tidak seorang laki-laki yang selama ini aku sukai diam-diam, tidak pernah ada interaksi di antara kita, tiba-tiba mengechat seperti itu.

“oh tuhan jika ini mimpi tolong jangan bangunkan mimpiku” ucapku dalam lamunan.

Dan tak lama Lucky membalas kembali pesanku, dan tak lama Lucky menanyakan soal status yang pernah aku posting baru-baru ini. Lucky ternyata menyadarinya kalau aku suka dengan dia, dia menanyakan apa aku sudah punya pacar, dan dia juga menanyakan nomer hpku. Apa ini ? mengapa dia tiba-tiba menyakan seperti itu ? apa dia sudah putus dengan pacarnya ? apa kini dia akan mendekatiku? Begitulah sederet pertanyaan yang muncul di dalam pikiranku. Antara bahagia dan bingung dengan semua ini.

Entah seminggu/sebulan setelah kita sering chattan secara intens, Lucky mengajakku bertemu, Lucky mengajakku bertemu di sekolah pada hari Sabtu. Aku sudah punya feeling pasti Lucky akan menyatakan cinta kepadaku, karena aku pun bertanya kepada sahabat-sahabatku kenapa Lucky ingin mengajaku bertemu dan sahabat-sahabatku berkata bahwa sepertinya Lucky akan menembakku, aku senang mendengarnya namun aku tidak mau geer dulu.

Hari sabtu pun datang, Lucky sudah menunggu di dekat ruang BK, dia sedang duduk di koridor. Aku menghampirinya, dan kita berbincang-bincang. Demi tuhan disitu aku merasa jadi wanita terbahagia di dunia, yang biasanya aku melihatnya dari kejauhan kini aku bisa melihat dan menatapnya secara dekat. Kalau di ingat-ingat lagi dulu Lucky orangnya grogi/gugup keliatan saat ngomong dia sering salah haha gemes deh kalo di inget-inget.

“dek aku mau ngomong sama kamu” ucap Lucky yang membuat hatiku berdegup kencang.

“aku suka sama kamu dek”ucap Lucky kembali. Aku terdiam mendengarnya

“kamu mau engga jadi cewe aku ? kamu mau engga nungguin aku selama 3 tahun ke Jepang”

Saat Lucky bilang begitu aku benar-benar kaget, walaupun aku sudah mengetahuinya jika dia akan menyatakan cinta kepadaku, namun saat itu serasa mimpi, aku seakan tidak percaya dengan ucapannya. Untuk beberapa menit aku mencoba mencerna pernyataan Lucky, aku mencoba mengkontrol pikiranku, padahal sebenarnya dalam hati aku udah bilang “iya aku mau” tapi seakan bibir ini susah untuk berbicara. .

Aku menatap matanya Lucky dengan dalam, aku ingin tahu bagaimana sorot matanya, aku ingin tahu apa dia hanya ingin mempermainkan aku karena habis putus dengan mantannya dan menjadikan aku pelariannya atau memang benar dia menyukaiku. Saat aku menatap matanya aku melihat kesungguhan perasaannya di sorot matanya, aku bisa membaca hatinya dalam matanya jika dia memang benar menyukaiku.  

“gimana ?” tanya Lucky meyadarkanku dalam lamunan.

“iya aku mau” badan aku serasa panas dingin saat menjawabnya.

“aku mau jadi cewe kamu dan aku juga mau nungguin kamu ke Jepang”ucapku meyakinkan dia dengan jawabanku.

Untuk sejenak suasana jadi awkard/kaku, kita sama-sama diam hening. Mungkin kita sama-sama malu atau sedang mencerna semua ucapan-ucapan tadi. Ya tanggal 31 Agustus 2014 aku dan Lucky resmi berpacaran, laki-laki yang selama ini aku sukai diam-diam kini telah menjadi pacarku. Aku tidak perlu memandangnya dari jauh lagi karena dia akan selalu ada di depanku, aku tidak perlu takut untuk tidak bisa bertemu dengannya karena aku akan sering bertemu dengannya saat main.

Lucky berkata dia sengaja memilih tanggal 31 untuk tanggal jadian kita, karena dia tau tanggal 31 itu tanggal lahirku. Ternyata dia tahu tanggal lahirku, dan sungguh manis dia memikirkan hal seperti itu. Aku merasa bahagia bisa memilikinya, hingga detik ini pun perasaanku masih sama seperti awal aku menyukainya, rasa cinta dan sayangku tidak pernah berubah sedikitpun. Aku ingin selalu ada di sampingnya untuk selamanya. Aku ingin menjadi penyembuh lukanya karena aku tahu dia belum lama ini putus dengan pacarnya, aku ingin menjadi yang membuat dia tersenyum, aku ingin membuat hidupnya semangat, aku ingin menjadi yang selalu ada disisinya untuk menemani hari-harinya di kala senang ataupun susah. Semoga semesta mendengarkan hati aku lagi sebagaimana ia mendengarkan aku selama ini.

Ohya aku belum ngasih tau kalau Lucky satu tahun lagi akan berangkat magang kerja di Jepang, dia keterima untuk mengikuti program magang ke Jepang, dia akan kerja di Jepang selama 3 tahun. Sebelum itu dia harus melaksanakan pelatihan dulu 2 bulan lamanya tapi 2 kali. Jadi 2 bulan pelatihan di Yogyakarta, 2 bulan di Depok. Aku tau jika aku pacaran dengannya aku akan menjalankan hubungan jarak jauh/LDR untuk waktu yang lama. Sebenarnya saat dia menyatakan cinta padaku, aku memikirkan bagaimana jika kita LDR, aku takut untuk menjalani hubungan jarak jauh seperti itu, aku takut kita akan putus pada akhirnya, aku tidak bisa melarangnya untuk tidak pergi ke Jepang, aku harus mendukung karirnya, itu kesempatan yang bagus untuknya. LDR memang bukan sesuatu yang mudah untuk di jalani , aku dan dia pasti akan sering salah paham dan bertengkar, setelah itu skenario terburuk mungkin kita akan putus, tapi untuk apa aku memikirkannya, untuk apa aku takut Lucky saja belum pergi, kenapa aku harus mencemaskan hal yang belum terjadi, aku harus mencoba dulu, menerimanya dan menjalaninya, aku akan membuktikan kepada Lucky jika aku benar-benar mencintainya, aku akan menunggunya entah berapa lamanya. Aku lebih takut kehilangannya untuk selamanya dibanding harus menjalankan hubungan jarak jauh/LDR untuk 3 tahun. 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review : Purbasari Lulur Mandi Pengantin

Tips Memiliki Berat Badan ala Artis Korea

ETUDE HOUSE : PLAY 101 STICK CONTOUR DUO #2 (Review)